Selasa, 09 Juni 2009

MEMBANGUN KEKUATAN KERAKYATAN

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Pepatah ini sudah kita kenal semenjak kita berada di bangku sekolah dasar. Guru saya dahulu sering mengandaikan pepatah ini dengan lidi, ketika beberapa lidi diikat menjadi satu maka dia akan kuat dan bisa menyapu daun – daun yang jatuh dari pohonnya dihalaman kita. Namun bila lidi itu hanya satu lidi saja maka lidi tersebut tidak mampu untuk digunakan menyapu daun – daun yang jatuh dihalaman kita. Dalam mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila pepatah ini sering digunakan oleh guru saya agar kita bisa bersatu, dari Sabang sampai Merauke, sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa bersatu dibawah panji – panji Pancasila. Waktu itu guru saya tidak menerangkan bahwa pengikat dari lidi – lidi tersebut harus kuat juga sehingga mampu menjadi sebuah sapu yang kokoh dan mampu untuk membersihkan halaman. Guru saya juga tidak menerangkan bahwa lidi - lidi tersebut harus sama kedudukannya agar lebih kuat, dan bisa saling mendukung antara yang satui dengan yang lain.
Bila saya renungkan ternyata saat ini negara kita ibarat lidi – lidi yang bersatu namun tanpa ikatan yang kuat dan tanpa kedudukan yang sepadan. Lidi – lidi tersebut hanya merupakan sebuah onggokan, memang bersatu namun bersatunya itu tanpa adanya turan yang jelas, atau bisa dibilang asal bersatu sudah cukup. Kedudukan lidi tidak sepadan dan tidak saling memberikan dukungan antara yang satu dengan yang lain.
Negara kita dari Sabang sampai Merauke memang bersatu, namun persatuannya tidak diikat dan diorganisir oleh pemerintahan yang baik. Kedudukan antara individu yang satu dengan yang lain bisa berbeda dihadapan hukum, dan individu yang satu tidak mau memberikan dukungan kepada individu yang lain. Persatuan hanya merupakan simbul saja.
Hal ini terbukti dengan adanya pembeda – bedaan rakyat dimata hukum dan juga dimata pemerintah. Konglomerat dengan mudah bisa mengeruk uang rakyat melalui pinjaman – pinjaman yang diberikan oleh pemerintah, namun rakyat harus memendam angan – angan guna mendapatkan modal yang dia inginkan. Orang kaya tertawa di hadapan meja makan dengan menu yang beraneka ragam sementara orang miskin harus rela makan nasi aking dengan lauk mie instant yang sudah kadaluarsa.
A. Suara Rakyat Merupakan Amanah.
Suara rakyat adalah suara Tuhan, kata – kata itu pernah saya pelajari ketika saya masih berada di Bangku Kuliah. Dengan semangatnya Dosen Filasafat Ilmu Politik saya menerangkan bahwa suara rakyat dalam demokrasi adalah suara Tuhan. Begitu juga di Indonesia suara rakyat merupakan amanah yang semestinya bisa dijalankan oleh pemerintah. Pemerintah harus bisa mengimplementasikan suara rakyat dalam pembangunan yang dilakukannya. Sebuah teori yang menarik, kata saya dalam hati waktu itu. Dengan teori ini berarti pemerintah harus mampu menyediakan irigasi dikampung saya karena masyarakat disana sangat menginginkan irigasi. Dengan teori ini harusnya pemerintah harus memberikan layanan pendidikan gratis dan bermutu bagi rakyat kecil, buku – buku yang murah sehingga rakyat tidak dihadapkan dengan harga – harga buku yang membuat malas rakyat miskin untuk beli buku bagi anaknya.
Namun ternyata teori tinggallah teori saja. Kenyataannya dikampung saya sampai dengan saat ini belum terbangun irigasi yang merupakan hal yang sangat dibutuhkan masyarakat di kampung saya. Pendidikan bermutu masih milik orang – orang kaya, biaya menuntut ilmu di Perguruan Tinggi semakin tinggi, buku – buku masih mahal akibat kapitalis – kapitalis yang ada.
Suara rakyat hanya diartikan sebagai suara untuk memilih dalam pemilihan anggota legislatif, pemilihan Presiden, Gubernur atau Bupati dan Walikota. Sementara suara rakyat yang keluar dari dalam hatinya berkenaan dengan kebutuhannya diabaikan. Dengan mudahnya para calon Bupati atau Walikota, Calon Gubernur, Calon Presiden dan Calon Anggota legislatif berjanji dimasa kampanye akan menyalurkan suara rakyat dalam pembangunan demi kesejahteraan rakyat. Nyatanya ketika mereka terpilih itu semua BOHONG BELAKA. Rakyat miskin yang dulunya dijanjikan pendidikan gratis dan bermutu harus tetatp gigit jari dan pusing kepalanya memikirkan harga buku yang harus dikeluarkan untuk anaknya yang sedang sekolah. Si Randi mahasiswa perantauan dari kampung yang saat ini berada di semester 7 harus semakin giat mendorong gerobak bakso agar bisa membayar uang kuliah yang selalu telat dibayarnya. Rakyat miskin harus rela makan nasi aking serta makan mie instant yang sudah kadaluarsa. LAGI – LAGI RAKYAT HANYA DI EKSPLOITASI DEMI KEPENTINGAN ELITE POLITIK YANG ADA SAAT INI.
Memang di Indonesia ini tidak ada aturan yang menyatakan janji politik haruslah dilakukan, kalo tidak maka yang bersangkutan harus mundur dari jabatan. Semua boleh berjanji sebanyak – banyaknya demi mendapat perhatian dari rakyat, soal itu nanti dilaksanakan atau tidak urusan belakang. YANG PENTING TERPILIH DULU, itulah semboyan yang sering digunakan.
Mereka lupa bahwa mereka bisa menjadi Bupati atau Walikota, menjadi Gubernur, Menjadi Presiden, Menjadi Anggota Legislatif adalah karena rakyat. Dengan mudahnya suara rakyat dikhianati.
HILANG SUDAH TEORI SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TUHAN, yang ada sekarang KEPENTINGAN GOLONGAN ADALAH SEBUAH TUJUAN.
B. Membangun kekuatan rakyat menuju keadilan.
Kekuatan rakyat adalah kekuatan yang nyata. Kekuatan rakyat bila dipadukan mampu mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dalam sejarah negara Indonesia, kekuatan rakyat yang bersatu padu merupakan elemnt utama dalam melakukan perubahan. Kemerdekaan Republik Indonesia direbut dengan kekuatan rakyat.
Namun sayang bila kita lihat saat ini, kekuatan rakyat yang sebenarnya sangatlah luar biasa ini belum bisa bersatu padu dalam memperjuangkan hak – hak yang ada pada rakyat. Dalam hal ini saya mencoba untuk menggolongkan kelompok – kelompok masyarakat berkenaan dengan pemahaman dan tindakan rakyat berkenaan dengan Hak yang dimilikinya :
Rakyat yang paham akan haknya dan berjuang untuk mendapatkan hak yang dimilikinya.
Kelompok ini merupakan kelompok yang menjadi cikal bakal perubahan. Kelompok ini paham betul bahwa rakyat memiliki hak yang harus diterima oleh mereka. Mereka akan berjuang keras guna mendapatkan hak – hak tersebut, karena mereka yakin hak tersebut harus diterima oleh rakyat.
Kelompok ini melakukan pendekatan serta penekanan kepada pemerintah guna mendapatkan hak tersebut. Demonstrasi merupakan salah satu cara bagi mereka guna menyalurkan aspirasi yang ada pada mereka. Selain itu demonsytrasi merupakan suatau cara bagi mereka untuk menunjukkan kepada pemerintah bahwa mereka mempunyai kekuatan.
Rakyat yang paham akan haknya namun diam saja dan tidak memperjuangkan hak yang dimilikinya.
Kelompok ini sebenarnya paham akan hak yang dimilikinya. Namun karena hal – hal tertentu seperti ancaman, tekanan atau tidak adanya wadah bagi mereka akhirnya mereka tidak memperjuangkan hak – hak tersebut.
Bila diorganisir dengan baik maka dengan mudahnya kelompok ini akan ikut bergabung dalam pergerakan guna memperjuangkan hak – hak rakyat.
Masyarakat yang tidak tahu hak yang ada pada dirinya sehingga diam saja terhadap kejadian yang ada.
Kelompok ini tidak paham akan hak – hak yang dimilikinya, sehingga mereka menganggap bahwa tidak terpenuhinya hak – hak mereka merupakan hal yang biasa, karena mereka memang tidak mengetahui dan menyadari akan hak – hak yang dimilikinya. Proses pembodohan terhadap rakyat selama ini merupakan salah satu penyebab mengapa ada kelompok ini.
Proses pendidikan politik sangatlah penting bagi kelompok ini, sehingga mereka bisa mengetahui hak – hak yang dimiliki oleh rakyat dan ikut berjuang dalam memperjuangkan hak yang dimiliki oelh rakyat.
Guna memperjuangkan hak – hak rakyat maka kekuatan rakyat harus dipadukan. Berbagai cara bisa dilakukan dalam menggalang kekuatan rakyat. Diawali dari proses penyadaran tentang hak – hak yang dimiliki oleh rakyat sampai pengorganisasian rakyat guna sebagai wadah dalam memperjuangkan hak yang dimilikinya.
Kelompok – kelompok yang sadar akan hak rakyat dan mau berjuang untuk mendapatkan hak rakyat menjadi fasilitator bagi masyarakat umum agar rakyat bisa mengetahui hak yang dimilikinya dan berjuang guna mendapatkan hak – hak tersebut.
C. Kebersamaan menuju perbaikan.
Menjelang pemilihan umum hampir semua partai politik mengatakan bahwa partai politik tersebut akan membawa rakyat menuju perbaikan. Partai politik yang ada menyatakan dirinya adalah partai yang akan membawa rakyat menuju kesejahteraan bersama. Naum begitu Pemilihan Umum sudah dilakukan dan Partai Politik tersebut banyak mendapatkan kursi di lemabaga Legislatief jangankan untuk memperjuangkan nasib rakyat. Datang ke gedung parlement guna menghadiri sidangpun sering tidak hadir. Perbaikan yang dijanjikan oleh partai tersebut sebelum Pemilihan Umum tinggallah wacana belaka yang akan muncul menjelang pemilihan umum yang akan datang.
Elite – elite partai politik yang duduk di Kursi Parlement sibuk dengan urusan mereka sendiri, sibuk mengurusi proyek – proyek, sibuk berjuang untuk kepentingan pribadi dan golongan, dan lebih tragisnya lagi sibuk melakukan korupsi.
Partai politik dibentuk bukan memberikan pendidikan politik kepada rakyat. Rakyat tidak diberitahu tentang hak – hak yang dimilikinya. Rakyat hanya dijadikan objek bagi partai politik. Sehabis pemilihan umum rakyat ditinggalkan. Inilah ciri khas partai politik yang lahir bukan dari aspirasi petani, buruh dan kaum miskin lainnya.
Dalam mekanisme yang ada di Indonesia, Legislatif merupakan lembaga yang membuat Undang – Undang. Melalui mekanisme partai politik kursi – kursi di Legislatif di isi. Namun sayang sampai saat ini undang – undang yang ada sangatlah jarang berpihak pada Buruh, Petani dan Kaum Miskin lainnya. Undang – Undang tenaga kerja masih menguntungkan kaum – kaum kapitalis.
Guna menuju terpenuhinya hak – hak rakyat maka kekuatan rakyat itu sendiri harus dipadukan. Ada dua cara yang bisa kita tempuh dalam memperjuangkan hak – hak rakyat ini :
Menjadi gerakan Ekstra Parlementer.
Langkah ini sering ditempuh oleh aktifis – aktifis yang berjuang menegakkan hak – hak rakyat. Mereka terjunlangsung mengorganisir masyarakat guna memperjuangkan hak – ahak rakyat. Dengan isue – isue yang ada di dalam masyarakat aktifis – aktifis ini melakukan pendidikan politik kepada rakyat guna merebut hak – hak mereka.
Pada dasarnya gerakan Ekstra Parlementer ini mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a. Mempengaruhi proses pembuatan kebijakan – kebijakan umum yang dilakukan oleh legislatif dan eksekutif.
b. Melakukan pengawasan terhadap berjalannya kebijakan – kebijakan umum tersebut.
c. Melaporkan penyimpangan – penyimpangan dari pelaksanaan kebijakan – kebijakan umum yang ada.
Dengan jalan ini penegakan hak – hak rakyat diperjuangkan.
Ikut serta dalam mekanisme pemerintahan yang ada.
Terbukanya pintu pencalonan kepala pemerintahan melalui jalur independent menjadi salah satu cara bagi golongan independent untuk ikut bertempur dalam pemilihan kepala pemerintahan. Dengan basis massa yang riil cara ini bisa dijadikan salah satu alternatif guna memperjuangkan hak – hak rakyat. Cara ini bisa dilakukan bila sebelumnya telah didirikan organisasi – organisasi di dalam masyarakat yang sadar akan hak yang dimilikinya. Organisasi – orgnisasi ini akan menjadi wadah guan mengorganisir masyarakat untuk memilih calon independent tersebut.
Selain itu bisa juga dengan cara mendirikan partai politik yang muncul dari kesadaran rakyat. Organisasi – organisasi yang ada dalam masyarakat guna memperjuangkan hak – hak rakyat di satukan guna membentuk partai politik. Jadi partai polkitik ini lahir dari keinginan rakyat bukan sebagai partai politik yang menjadikan rakyat sebagai objek.

D. Jangan Salahkan Rakyat.
Jujur saya katakan dan mungkin anda akan menyatakan hal yang sama, saat ini rakyat miskin makin dimiskinkan. Kebijakan – kebijakan umum jarang berpihak pada rakyat miskin. Pejabat Publik yang harusnya bisa memberikan pelayanan bagi masyarakat justru melakukan korupsi yang merugikan rakyat.
Proses pembodohan terhadap rakyat terus dilakukan. Sumberdaya alam yang ada pada negara yang sesuai undang – undang dasar yang kita punyai harusnya digunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat sekarang ini justru dijadikan salah satu jalan guna menindas rakyat.
Berkali – kali rakyat mencoba untuk menyalurkan aspirasi yang ada pada mereka. Namun semua bagaikan angin lalu bagi para pejabat yang ada. Segala cara sudah dilakukan rakyat agar pejabat bisa mengerti keinginan dan kebutuhan rakyat. Namun pejabat bak penjahat yang justru menindas rakyat.
Maka jangan salahkan rakyat bila akhirnya rakyat menyita mobi l mobil bernomor polisi merah karena digunakan tidak pada tempatnya. Jangan salahkan rakyat bila akhirnya rakyat menjebol pagar gedung dewan karena kedatangan mereka tidak disambut oleh anggota dewan, padahal gedung dewan adalah gedung rakyat. Jangan salahkan rakyat bila menghalangi penggususran yang dilakukan polisi pamong praja, karena disitulah mereka bisa menghidupi keluarga. Jangan salahkan rakyat ketika memperjuangkan tanah yang dimilikinya karena akan di ambil alih oleh kaum – kaum kapitalis yang di restui oleh negara. DAN JANGAN SALAHKAN RAKYAT BILA AKHIRNYA RAKYAT MELUMPUHKAN BERJALANNYA RODA PEMERINTAHAN YANG TIDAK PEDULI DENGAN SUARA RAKYAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar