Minggu, 30 Agustus 2009

ISLAM DAN PEMBEBASAN

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS. Al Ahzab Ayat 21)


Dalam sejarahnya dunia ini selalu dipenuhi dengan pergolakan, pertarungan antara kebenaran dan kesesatan terus menerus tak henti dimakan jaman. Bahkan dari Jaman Nabi Adam Alaihi Salam di ciptakan oleh Alloh SWT telah terjadi pertarungan antara kebenaran dan keksesatan. Kebenaran sejati tidak akan pernah kalah, karena sebagai hamba yang beriman kita yakin betul bahwa Janji Alloh SWT itu pasti nyata. Alloh SWT tidak akan pernah mengalahkan hambanya yang berjuang dalam kebenaran, karena Alloh SWT meridhoi apa – apa yang dilakukan hambanya dalam memperjuangkan kebenaran. Kalaupun kelihatannya seorang hamba yang berjuang dalam kebenaran di dunia terlihat kalah, namun sejatinya dia telah menang, dia telah memenangkan pertarungan antara kebenaran dan kemungkaran di dalam hatinya, dan Alloh SWT pasti akan memberikan imbalan yang terbaik bagi hamnya tersebut.

Islam datang ditengah – tengah kebejatan moral, kemungkaran dan penindasan terhadap Mustadh’ain (kaum tertindas). Dalam Sirah yang kita baca baik itu Sirah Nabawiyah mupun Sirah para sahabat Islam datang pada masyarakat Arab yang rusak. Rusak tatanan Sosialnya, rusak tatanan ekonominya, rusak tatanan aklhaknya dan masih banyak lagi kerusakan – kerusakan dalam berbagai segi kehidupan mereka. Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam di utus oelh Alloh SWT guna menyampaikan ajaran – ajaran islam pada masyarakat yang telah rusak tersebut.

Secara sosial bangsa Arab waktu itu bisa dikatakan lemah dan buta, kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang, wanita diperjual belikan dan kadang – kadang dianggap layaknya benda mati hubungan ditengah umat sangat rapuh dan gudang – gudang pemegang kekuasaan dipenuhi kekayaan yang berasal dari rakyat, rakyat umum di peras tenaganya demi kepentingan penguasa, kebutuhan – kebutuhan rakyat tidak dipikirkan, rakyat diperlukan untuk kepentingan pemegang kekuasaan dan sesekali di jadiakan tumbal dalam peperangan.Rakyat – rakyat miskin semakin dimiskinkan oleh sistem yang dibuat oleh para pemegang kekuasaan. Tanah – tanah dikuasai oleh bangsawan, keringat rakyat terus di peras guna memenuhi nafsu pemegang kekuasaan.

Ditengah kondisi tersebut Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam membawa jaran dari Alloh SWT yang pada intinya menyatakan bahwa pada dasarnya manusia itu sama, yang membedakan di mata Alloh SWT hanyalah derajat keimanan dan ketakwaan manusia tersebut.

Islam sendiri pada awal perkembangannya banyak dipeluk oleh orang-orang yang bukan merupakan golongan elit di masyarakat. Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam sebagai pembawa risalah juga berasal dari keluarga Quraisy yang walaupun cukup terpandang, tidak tergolong sebagai eluarga yang kaya dan memiliki status social yang tinggi. Pada saat itu Islam menjadi tantangan yang membahayakan para saudagar kaya Mekah, sehingga kemudian mereka menolak ajarannya. Bukan semata-mata karena mereka menolak risalah tauhid, tetapi lebih kepada ketakutan mereka terhadap Islam yang akan membawa perubahan sosial, khususnya pada tingkatan kekuasaan, baik politik maupun ekonomi.

Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam berjuang dengan gigih dan gagah berani membebaskan umat manusia yang menderita karena perbudakan oleh orang-orang yang zalim, orang yang mengeksploitasi orang lain, para bangsawan, para pemilik budak dan para ahli agama. Mereka mengangkat harkat manusia dari jurang tahayul, kelemahan dan ketidaksempurnaan yang disebabkan oleh syirik, rasa takut, nafsu yang liar, egoisme, arogansi dan nafsu kebendaan.

Maka dari itu sebagai pengikut Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam sudah menjadi kewajiban kitalah untuk mengembalikan Islam sebagai agama yang membebaskan masyarakat dari belenggu penindasan dan ketidak adilan. Saat ini bisa kita lihat bersama bagaimana kaum kapitalis terus menerus memeloroti sendi – sendi perekonomian rakyat.

Tanah – tanah yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat di kuasai demi kepentingan mereka. Berbagai kebijakan pemerintah di intervensi agar bisa memuluskan jalan mereka dalam mengeruk keuntungan dari rakyat. Tidak perlu menjadi profesor. Doktor, atau sarjana untuk mengetahui kebusukan kaum kapitalis dalam menggerogoti dan menikam rakyat. Tanyakan saja kepada ibu – ibu rumah tangga yang pusing ketika harga minyak goreng naik. Lha wong kebunkelapa sawit ini berada disekitar kita, kok harga minyak goreng bisa melambung sedemikian tingginya.

Jika waktu itu Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam berjuang membebaskan umat ini dari belenggu pemegang kekuasaan yang selalu menindas rakyat, maka sekarang sebagai umatnya, umat pilihan diantara umat – umat yang ada maka tentunya sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk berjuang membebaskan nasib kita, nasib saudara kita, nasib orang tua kita, dari penindasan dan ketidakadilan.

Jangan mengaku sebagai pengikut Islam yang khafah (menyeluruh) bila kita masih suka menikam saudara kita dari belakang, jangan pernah mengaku kita ini umat Kanjeng Nabi Rosulullah Solalluhu Alaihi Wasalam yang sejati bila masih memeras keringat saudara kita dengan upah yang tidak wajar. Jangan pernah mengaku menjadi kyai, ustadz, ato tokoh agama Islam bila dalam ucapannya justru mendukung sistem yang menindas rakyat.

Semoga Alloh SWT meridhoi kita

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar